CARA MEMILIH BISNIS YANG TERBUKTI LARIS

Jika kalian belum mempunyai produk untuk dijual, ini akan lebih mudah dalam membangun bisnis online. Jika ingin bisnis kalian laris manis maka pilihlah produk yang memang dibutuhkan market. Oleh karena itu, kalian harus tahu terlebih dahulu target market produk yang akan kalian jual.

Jika kita sudah menemukan target market yang yang tepat, maka kemungkinan jualannya lebih cepat. Hal ini akan lebih memudahkan kita dalam memutuskan produk apa yang akan kita jual. Ini beberapa konsep yang saya digunakan dalam menjalankan bisnis online:
  1. Menemukan target market yang ingin dibidik.
  2. Mencari permasalahan target market
  3. Membuat produk sebagai solusi masalah target market
Tiga poin ini sudah menjadi semacam primsip pada bisnis online. Walaupun urutannya bisa dibola-balik, tapi tiga tiga prinsip ini selalu saya pakai. Memang yang namana nyari target market itu skill alias keterampilan. Jadi, semakin sering kita berlatih, semakin mudah kita untuk menentukan target pasar.

  1. Menemukan Target Market Yang Tepat
Lalu apakah ada cara mudah agar kita bisa mendapatkan target market yang sesuai dengan keinginan kita?
Kesuksesan dalam jual beli itu terjadi dimulai dari mngenal target market. Jangan sampai kalian jual es krim Magnum ke anak SD Negeri. Dijamin nggak laku! Padahal, es krim kan makanan anak kecil ya? Bukan! Es krim magnum wanita dewasa yang sudah berpenghasilan. Lalu anak kecil boleh makan es krim magnum? Ya, boleh saja, tapi dengan harga yang lumayan mahal jika dibandingkan es krim yang berbentuk cup.
Untuk onlineShop yang jual macam-macam barang gimana? Boleh banget jual macam-macam asalkan tetap dalam 1 TARGET MARKET. Berarti yang ditonjolkan adalah brand tokonya, seperti supermarket. Meskipun supermarket menjual banyak produk, namun antar supermarket memiliki target market yang berbeda, sebagai contoh Ace Hardware dan Giant. Mereka sama-sama menjual banyak produk tapi hanya punya market masing-masing.

  1. Bukan Memproduksi tapi Fokuskan Penjualan
Kak, sebagai pemula akan sangat berbahaya dan berpotensi rugi besar jika kita harus fokus ke produksi terlebih dahulu. Kenapa?  Kebayang dong jika Anda harus produksi gamis sendiri dengan berbagai model. Paling merepotkan adalah untukmenjadi seorang yang fokus produksi, kita akan lebih banyak bertemu dengan resiko. Resiko modal, resiko barang rusak, resiko gagal produksi, resiko tidak sukai pasar dan sebagainya. Ini rentan bagi seorang pemula.
Mending pilihlah posisi yang:
ü  Paling sedikit resikonya
ü  Paling gede untungnya
ü  Paling cepat menikmati hasilnya.
Posisi sebagai apakah itu? Nggak lain posisi sebagai seorang penjual. Bisa sebagai reseller, distributor, agen atau sejenisnya. Posisi ini akan lebih cepat pergerakannya dibandingkan Anda harus memikirkan semuanya, dari hulu ke hilir. Wih, kalalu ini mah dijamin bakal pusing. Hehehe...
Jangan lupa pemasukan hasil jualan ditabung untuk nanti bisa dijadikan modal bisnis jika ingin menjual dan memproduksi barang sendiri. Jika suatu saat kalian buka bisnis sendiri, Insya Allah akan “aman” karena market sudah terbentuk dan kalian juga sudah paham mengenai strategi dan konsep jualan, siapa saja kompetitornya dan semua data lainnya.
Bayangkan bila belum tau, tiba-tiba langsung produksi. Kasusnya akan seperti di kegelapan, nggak tahu mau jalan kemana dan di depan ada apa saja.

  1. Segerakan Merasakan Hasilnya
Yang terpenting itu segerakan dapat hasilnya. Bukan apa-apa, kalau sudah usaha keras dan merasakan hasilnya, ini akan lebih membuat kita tambah semangat lagi dibandingkan dengan sebaliknya. Usaha sekadarnya lau nggak dapat hasilnya. Ke laut saja.
Anak jaman sekarang itu cepat baper, bawa perasaan. Maka obat yang paling mujarab adalah secepatnya mengibas-ngibaskan uang tanda mendapatkan keuntungan.
Nah, jadi nggak ada alasan selain harus secepatnya menghasilkan. Kalau sudah menghasilkan ibaratnya seperti ikan yang baru dapat makanan, dia akan makan lebih banyak. Hehehe...

  1. Cara Memilih Supplier yang Tepat
Bagaimana cara mencari supplier yang tepat? Apa saja ciri-cirinya? Yup, pertanyaan yang bagus sekali. Bukan apa-apa, supplier itu orang yang akan menjadi jaminan dari produk yang akan kita jualkan. Kalau salah supplier, lalu barang yang barang yang kita jual ternyata banyak masalah, yang repot kita juga. Penjualan pertama oke, tapi setelah itu mereka nggak bakal balik lagi memesan produk ke kita. Rugi, kakkk!
Nah, dari pada nanti bermasalah, ada beberapa ciri-ciri yang bisa jadi pertimbangan ketika ingin mencari supplier yang bagus.
ü  Cari Supplier yang Sudah Punya Nama Besar
ü  Cek  Nama, Nomor Rekening, Alamat dan Nama Toko calon supplier/produsen di Google
ü  Telusuri media sosial sang pemilik toko, tanyakan kepada CS yang melayani
ü  Cari orang yang sudah pernah bertransaksi dengan mereka
ü  Sebelum barang sampai ke kita, apapun yang terjadi selama proses pengiriman, merupakan tanggung jawab supplier/produsen
ü  Supplier/produsen yang lepaas tangan dan tidak terima komplain atas kualitas produk, yang seperti ini jangan dipilih
ü  Pilih supplier/produsen yang fokus tidak hanya kepada kebahagiaan konsumen, namun juga memikirkan kebahagiaan kita sebagai mitra
ü  Supplier/produsen yang memiliki jiwa pembelajar, bisa menjadi point penting dalam kriteria pilihan

  1. Setiap Produk Ada Jodohnya
Kalau kalian sudah punya produk tapi belum laku-laku juga, bisa jadi karena kalian belum ketemu konsumen yang tepat saja. Lalu, karena nggak laku akhirnya kalian banting harga. Ini salah besar!

“Ada PRODUK yang tepat, bertemu dengan TARGET MARKET yang tepat, pada SAAT yang tepat dan dengan CARA yang tepat.”

Kalau kata Ari Lasso “Sentuhlah dia tepat dihatinya....” nah, kalau kata Saya “Sentuhlah dia tepat dihatinya... maka dia akan loyal order selamanya” hehehe. Kalau tidak tahu siapa jodohmu, bagaimana bisa tahu cara menyentuh hatinya, kan?

Semoga artikel ini bisa membantu kalian untuk menemukan jodoh produknya, ya.

Referensi : 
Buku : Emak-Emak Jago Jualan
Karya : Muri Handayani  
Tahun : 2016

Komentar